BALADA BERAS BULOG, Tercium Aroma Tak Sedap pada Penyaluran Dana BPNT di Kampar

Penyalainews, Kampar – Aduh-aduh Siti Aisyah, mandi dikolam rambutnya basah, sudahlah miskin tidak berdaya, beras premium dinanti medium yang tiba, itu tulisan salah satu akun facebook milik @alietpanglimamelayu dilaman akun facebook miliknya (19/2/2020).

Status Facebook tersebut menjadi viral dan banyak dikomentari oleh Netizen yang geram melihat permainan oknum Bulog di Kampar yang diduga keras melakukan tipu-tipu saat penyaluran beras Bantuan Pangan Non Nunai (BPNT) untuk warga Komponen Penerima Manfaat (KPM) di sejumlah daerah dikabupaten Kampar.

Saat dihubungi Penyalainews.com via telpon seluler Aliet Panglima Melayu yang mempunyai nama asli Yurnalis menjelaskan peredaran beras Bulog tidak sesuai yang diharapkan.

"Realisasi dilapangan beda dari kenyataan, ada apa ? untuk intansi terkait jangan ada main mata, Oknum Bulog tersebut harus bisa mengklarifikasi masalah ini dan harus ada pertanggung jawaban, jangan tindas masyarakat miskin yang ada dikabupaten kampar ini" jelas Yurnalis, Rabu (20/02).

Selanjutnya masih dikolom Komentar Facebook milik @alietpanglimelayu ada komentar @diazbagusamandha, ia mengakui sudah melakukan investigasi selama 3 bulan terakhir dan juga mengirimkan foto-foto beras Medium dikolom komentar Facebook di akun @alietpanglimamelayu.

"Mantap bung Aliet, ini ada dokumen yg lebih bahaya lagi hasil investigasi Barisan Muda Riau ( BMR) sejak 3 bulan terakhir," terang Diaz di kolom komentar tersebut sambil mengirimkan foto-foto beras medium yg ia dapat.

Setelah melihat komentar @diazbagusamandha tersebut penyalainews.com juga menghubungi Diaz melalui telepon seluler miliknya.

“Banyak yang bermain dalam penyaluran dana BPNT untuk warga miskin dikabupaten Kampar, mulai dari beras hingga telur yang sangat merugikan warga tidak mampu, dari 24 desa yang kami lakukan investigasi, sekitar 20 desa kami temukan beras medium beredar secara illegal menyusup pada karung-karung goni beras premium,” papar Diaz kepada penyalainews.com, Rabu(20/02).

Menurut Diaz yang juga sebagai Ketua Barisan Muda Riau, modusnya tipu-tipu tersebut beragam, seperti didesa Domo dan Tanjung Harapan Kampar kiri, penyaluran bulan Oktober dan November 2019 yang lalu diterima oleh warga adalah 110 ribu rupiah perbulannya yang kemudian ditukarkan kepada agen BRI-link dan E-warong setempat berupa Beras dan Telur, dalam absensi 2 bulan penyaluran tersebut dituliskan harga beras adalah 55 ribu rupiah untuk satu karung beras 5 kg, kemudian warga mendapatkan tiga karung beras 5 kg dengan harga 165 ribu rupiah.

“Awalnya tidak timbul masalah, karena masyarakat tidak mengetahui bahwa ternyata 3 karung beras yang diterimanya, satu diantaranya adalah beras Medium dengan kualitas sangat buruk, yang ketika ditinjau langsung ke Bulog pekanbaru, ternyata satu karung beras medium 5 kg hanya 42 ribu rupiah. Padahal Bulog tidak boleh menyalurkan beras Medium kepada masyarakat penerima BPNT” tambah Diaz

Tidak hanya itu kata Diaz, diwilayah Siak Hulu juga beredar Beras Medium yang diduga keras diedarkan Bulog Kampar melalui beberapa agen BRI-Link dan E-warong kepada masyarakat penerima BPNT.

“Kami menemukan banyak warga yang menerima beras tanpa mengetahui beras yang diterimanya adalah beras medium, padahal seharusnya mereka menerima beras premium yang tentunya dengan kualitas lebih baik” terang Diaz

“Dalam waktu dekat kami akan mendatangi Bulog untuk mengklarifikasi informasi yang kami dapat dilapangan, jika ditemukan ada penyelewengan terhadap bantuan masyarakat miskin tersebut, maka kami akan melakukan upaya hukum dengan melaporkan Bulog Kampar ke Kejati Riau dan jika perlu kami akan ke Jakarta langsung untuk melaporkan kejadian tersebut ke Budi Waseso selaku Kepala Bulog Pusat” tutup Diaz.***red/rfm

Editor : Rezky FM

Penulis : Rezky FM

Comment