Penyalainews - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kenaikan harga minyak dunia akan berpengaruh pada neraca pembayaran negara, sebab biaya yang dikeluarkan untuk subsidi semakin meningkat.
"Kalau harga minyak naik risiko dengan neraca pembayaran," kata Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/1).
Untuk itu, dia meminta masyarakat lebih efisien menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sehingga dapat meringankan beban pemerintah, dalam mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia akibat memanasnya hubungan AS dan Iran.
"Langkah antisipasi kita minta semua masyarakat untuk dukung pemerintah, meningkatkan efisiensi supaya pemakaian bisa optimal dan tidak menyebabkan demand berlebihan, penyimpangan-penyimpangan itu harus bisa dikurangi," paparnya.
Arifin berharap, kenaikan harga minyak dunia tidak signifikan, dengan mulai meredanya gejolak di Timur Tengah sehingga berpengaruh pada penurunan harga minyak. "Ini sudah reda lagi, hari ini sudah reda lagi, sudah turun lagi, jadi mudah-mudahan tidak ada ekskalasi," tandasnya.
Harga Minyak Dunia Mulai Turun
Namun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku tak akan mengerahkan pasukan militernya untuk melawan Iran. Artinya, Trump memilih mundur dari konflik dan menolak untuk membalas Iran dengan serangan rudal.
Trump hanya memberi peringatan selama dirinya menjadi Presiden AS, Iran tak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir. "Selama saya menjadi presiden Amerika Serikat, Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata nuklir," kata Trump dilansir CBSNews, Kamis (9/1).
Padahal sebelumnya, Trump sesumbar soal pasukannya yang kuat dan tak terkalahkan. Bahkan Trump menyebut akan membombardir 52 situs warisan Iran. "Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi," tulis Trump lagi.***red/frd
Sumber : Merdeka.com
Comment