Sebut Karhutla Pengalih Isu Narkoba, Wagubri: Perketat Razia!

Penyalainews, Pekanbaru - Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau bisa saja diindikasikan sebagai langkah pengalihan isu peredaran narkoba. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (Purn) Edy Afrizal Natar dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (5/3).

Menurut Edy, ada dua kemungkinan penyebab maraknya peristiwa karhutla di Riau. Pertama, dikarenakan masyarakat ingin memperluas lahan perkebunan. 

Kemudian, adanya dugaan faktor kesengajaan hutan dibakar sebagai bentuk pengalihan dari isu peredaran narkoba. Pasalnya, terdapat 'jalan tikus' di Riau untuk ke luar negeri.

"Ada kasus sedikit berbeda yang pernah saya amati, terjadi kasus kebakaran dekat pemukiman masyarakat, jadi dugaan saya, saat itu di saat orang sibuk dengan Karhutla, ini pelaku narkoba di jalan tikus mencoba mengalihkan perhatian dengan cara membakar," kata Edy, mengutip CNN Indonesia, Sabtu (6/3).

Setidaknya, sebut Edy, terdapat tiga pulau terluar di Riau yang berbatasan langsung negara tetangga, Malaysia, antara lain Kepulauan Meranti, Pulau Bengkalis, dan Pulau Rupat. Tiga pulau tersebut diduga dijadikan sebagai 'jalan tikus' peredaran narkoba.

Terkait hal itu, Edy mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian Riau untuk menindaklanjuti dugaan tersebut. Ia juga meminta masyarakat untuk melihat kasus Karhutla di Riau secara berbeda dengan kasus kebakaran hutan lainnya.

"Sehingga saya lihat kasus di Riau sedikit berbeda dengan kasus sebelumnya. Satgas fokus semua ke Karhutla akhirnya lolos mereka, dan ini sudah saya sampaikan ke Kepolisian sehingga diperketat razia-razia narkoba itu," ucap Edy.

Kendati begitu, Edy tak menampik adanya 'tangan jahil' yang ingin membakar hutan demi keuntungan ekonomi. Menurutnya, membakar hutan untuk memperluas lahan dipilih karena biayanya lebih murah dibandingkan membabat menggunakan ekskavator.

"Kalau kita lihat permasalahan yang ada di Riau itu sebagian besar diakibatkan oleh tangan jahil manusia yang sebenarnya latar belakangnya beda-beda, ada yang memang untuk kepentingan secara ekonomis ada juga kepentingan lain seperti membuat suatu perhatian, seperti peredaran narkoba tadi," tutur dia lagi.

Sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan sejumlah lembaga menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk memadamkan karhutla yang meluas di Provinsi Riau.

Dari situs SiPongi yang dikutip CNN Indonesia, pada periode 23 Februari-1 Maret titik api di Riau hanya berjumlah dua. Angka ini menurun dari periode 16-22 Februari sebanyak 31 titik api.

Namun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau memprediksi kejadian karhutla di wilayah tersebut masih akan terus berlanjut hingga Idul Fitri atau Mei 2021. Alasannya karena faktor utama karhutla yang dinilai belum dibenahi dan berkaca pada waktu kejadian Karhutla setiap tahunnya.

 

Comment