Penyalainews, Pariwisata - Keindahan alam Gunungkidul, Yogyakarta tak kalah memesona. Salah satunya adalah objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran.
Gunung yang terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk itu pernah aktif sekitar 60 hingga 70 juta tahun yang lalu. Letaknya berada di ketinggian antara 200 sampai 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu rata-rata 23-27 derajat celcius.
Gunung tersebut berbentuk bongkahan batu andesit raksasa yang membentang sekitar 800 meter dan tinggi 300 meter. Untuk mencapainya, pengunjung harus mendaki selama 1,5 jam dengan rute mendaki yang cukup ekstrem.
Namun bila sudah mencapai puncak, Anda bisa menikmati keindahan sunset dan sunrise diantara ladang persawahan atau suasana kota Gunungkidul. Pada malam harinya, Kota Jogja akan dihiasi dengan gemerlapnya lampu kekuningan.
Selain itu, bagi penggila olah raga ekstrim sport ada panjat tebing atau rock climbing yang menantang. Keindahan alam berupa deretan pegunungan dan perkampungan penduduk yang menarik.
Untuk masuk ke objek wisata ini Anda akan dikenakan biaya sebesar Rp7 ribu pada siang hari, Rp9 ribu untuk malam hari, dan Rp15 ribu untuk wisatawan asing. Objek wisata itu terbuka 24 jam dan sudah dilengkapi dengan homestay bergaya internasional yang memudahkan wisatawan untuk menginap di dalamnya.
7 Keluarga
Di balik semuanya, ada mitos yang masih dipercaya masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Api Purba. Misteri itu adalah tujuh keluarga yang mendiami wilayah puncak gunung. Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata Kawasan Ekowisata, Mursidi, yang tinggal di sana hanya boleh tujuh keluarga saja. Tak bisa lebih atau pun kurang.
Kepercayaan tersebut sudah turun-temurun dan harus ditaati sesuai dengan pesan sesepuh pepunden dari Dusun Tlogo yaitu Eyang Iro Dikromo. Jika kepala keluarga yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Konon, setiap ada warga kedelapan, selalu ada warga lainnya yang meninggal ketika ingin menetap. Hal itu bisa dilihat dengan keberadaan makam di Puncak Nglanggeran. Maka dari itu, apabila ada warga yang memiliki keluarga atau anak, keluarga tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.***red
Otonomi.co.id
Comment